kadang seseorang semakin tua bukan jaminan untuk menjadi semakin dewasa pula. tua itu pasti, tapi dewasa adalah pilihan. kata2 itu selalu aku kenang dan akan selalu aku ingat. karena hanya itulah yang menjadi sumber kekuatanku dalam memilih jalur kedewasaan.
hari ini aku sangat bingung dan sedih. aku tidak tau lagi kepada siapa aku bisa berbagi cerita yang sangat bisa membuatku lari sejenak dari keadaan di rumah. padahal beberapa hari ini sudah tenang tapi kenapa kali ini muncul lagi masalah yang tidak kunjung ada jawabannya itu. aku gak tau lagi meski gimana menyikapinya. hanya lewat tulisan ini aku bisa bercerita tentang apa yang aku rasakan.
tuhan menciptakan berbagai perbedaan bukan untuk dipermasalahkan tapi untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. tapi ketika perbedaan itu menjadi suatu masalah, tak seorangpun bisa menyelesaikannya kecuali menghilangkan perbedaan itu dan meleburnya menjadi sesuatu yang tidak berbeda lagi.
selama ini yang bisa memisahkan dua orang yang saling menyayangi adalah perbedaan keyakinan. ketika semua komitmen sudah tersepakati dan berhasil terjaga hingga sekian lamanya, apakah mungkin harus goyah hanya karena tuntutan dan tekanan dari orang tua.
apakah mereka benar2 tau bagaimana cara penyelesaian masalah perbedaan itu? apakah dengan berpisah dan mencari pengganti yang lain masalah akan selesai begitu saja? tentu saja jawabannya tidak dan tidak akan pernah mungkin.
apakah pernikahan bisa menjadi penyelesaian dari semua masalah yang ada? jawabannya adalah tidak, tapi pernikahan bisa memberikan jawaban dari semua pertanyaan. karena pernikahan bisa menjadikan sesuatu yang beda menjadi sama. menjadikan kedua keluarga yang saling salah paham menjadi saudara baru. dan bisa menghentikan semua fitnah akan dirinya dan keluarganya.
tapi apakah mungkin itu semua terjadi padaku? atau apakah mungkin tuhan belum bahkan tidak mengijinkan aku untuk melaluinya?
tadinya aku begitu yakin akan semua ini, tapi kali ini aku tidak yakin akan mendapatkannya. entahlah aku hanya wanita yang bisa pasrah akan keadaan yang membawaku entah kemana. tidak mungkin aku menjadi nahkoda karena aku hanyalah seorang wanita. mereka menyuruhku menentukan sikap, apa mereka tidak berpikir bahwa itu tidak mungkin karena aku hanya seorang wanita.
ingatlah aku hanya wanita, aku hanya bisa mengikuti arus, tanpa bisa mempercepatnya, membelokannya, atau bahkan menghentikannya. aku hanya wanita yang hanya bisa diam dan menunggu. tolong diingat hal itu.
ibu.......
aku mohon jangan tekan aku lagi seperti itu ya. aku gak bisa lagi menerimanya. aku hanya bisa terdiam. karena aku gak punya jawabannya. aku bisa lari bila terus2an kayak gini. aku masih punya tempat bernaung disana. tapi aku gak mau dianggap anak durhaka.
Sabtu, 19 Maret 2011 |
0
komentar
0 komentar:
Posting Komentar