Minggu, 25 Maret 2012 |
0
komentar
Kadang terasa aneh hidup berdua bareng suami bagi pasang yang baru aja nikah, tapi tanpa terasa itu sudah menjadi kebiasaan.
Tertawa bareng, sedih bareng, bahkan tengkarpun kalo masih bareng pasti cepet selesainya.
Kini aku merasa sendirian, benar-benar sendirian tanpa suami dirumah, apalagi perginya bukan karena tugas dinas tetapi marah dan pulang kerumah ortunya. Biarpun Cuma bentar tapi rasa sangat sendirian ini tidak bisa hilang ato terhilangkan walau sebentar saja.
Kadang aku ingin melarikan pikiran sedih ini pada calon bayiku, tapi tidak bisa, serasa tidak ada gairah untuk bangkit dan melawan kegalauan ini. Aku benar-benar merasa lelah akan masalah yang tiada jalan keluarnya ini. Lagi-lagi masalah keluargaku, seolah suamiku tidak bisa menerima kondisi keluargaku apa adanya. Padahal aku ingat betul dia berkata kalo nikah maka nikahi juga keluarganya, semua hanya omong kosong. Kadang aku merasa tidak berdaya dan seolah akan kehilangan keluarga. Dan apabila hal itu terjadi, sanggupkah aku hidup tanpa suamiku dan membesarkan anakku sendirian. Tidak tuhan aku mohon jangan sampai itu terjadi.
Rasanya hatiku sesak dan sulit untuk berpikir jernih. Ingin rasanya air mata ini aku kuras sampai habis hingga dadaku terasa longgar dan aku bisa berpikir positif.
Ya Allah inikah rasanya orang berumah tangga. Apa yang bisa aku lakukan untuk menghapus semua kegalauan hati ini.
Biarlah tidak punya uang tapi tetap berdua, daripada jauh seperti ini. Memanjakan diri seperti masih lajang dulu juga gak bakalan bisa.
Aku sudah pasrah, aku tidak bisa membela diriku lagi atas kebenaran masalah ini. Aku merasa malas membahas sesuatu yang terus saja terulang dan tanpa ada penyelesaian dan aku yakin tanpa keikhlasan hati dan kerendahan tak akan ada jalan keluarnya.
READ MORE - Serasa melajang lagi
Tertawa bareng, sedih bareng, bahkan tengkarpun kalo masih bareng pasti cepet selesainya.
Kini aku merasa sendirian, benar-benar sendirian tanpa suami dirumah, apalagi perginya bukan karena tugas dinas tetapi marah dan pulang kerumah ortunya. Biarpun Cuma bentar tapi rasa sangat sendirian ini tidak bisa hilang ato terhilangkan walau sebentar saja.
Kadang aku ingin melarikan pikiran sedih ini pada calon bayiku, tapi tidak bisa, serasa tidak ada gairah untuk bangkit dan melawan kegalauan ini. Aku benar-benar merasa lelah akan masalah yang tiada jalan keluarnya ini. Lagi-lagi masalah keluargaku, seolah suamiku tidak bisa menerima kondisi keluargaku apa adanya. Padahal aku ingat betul dia berkata kalo nikah maka nikahi juga keluarganya, semua hanya omong kosong. Kadang aku merasa tidak berdaya dan seolah akan kehilangan keluarga. Dan apabila hal itu terjadi, sanggupkah aku hidup tanpa suamiku dan membesarkan anakku sendirian. Tidak tuhan aku mohon jangan sampai itu terjadi.
Rasanya hatiku sesak dan sulit untuk berpikir jernih. Ingin rasanya air mata ini aku kuras sampai habis hingga dadaku terasa longgar dan aku bisa berpikir positif.
Ya Allah inikah rasanya orang berumah tangga. Apa yang bisa aku lakukan untuk menghapus semua kegalauan hati ini.
Biarlah tidak punya uang tapi tetap berdua, daripada jauh seperti ini. Memanjakan diri seperti masih lajang dulu juga gak bakalan bisa.
Aku sudah pasrah, aku tidak bisa membela diriku lagi atas kebenaran masalah ini. Aku merasa malas membahas sesuatu yang terus saja terulang dan tanpa ada penyelesaian dan aku yakin tanpa keikhlasan hati dan kerendahan tak akan ada jalan keluarnya.
